Potensi yang Melimpah Layakkah Desa Cupunagara Menjadi Desa Wisata Berbasis Pengembangan Wisata Alam?
DOI:
https://doi.org/10.37253/altasia.v6i2.9327Keywords:
Desa Wisata, Desa Cupunagara, Wisata AlamAbstract
Desa Cupunagara merupakan salah satu desa yang terletak pada kawasan Utara Bandung. Terletak pada kawasan dataran tinggi menjadikan Desa Cupunagara memiliki potensi alam yang melimpah sebagai penunjang pengembangan wisata berbasis alam. Kekayaan mineral yang melimpah, bentukan lahan yang bervariasi, serta kekayaan alam dan budaya didalamnya ternyata belum mampu dikelola dan dikembangkan secara optimal. Latar belakang masalah penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis sejauh mana potensi Desa Cupunagara tersebut dapat dikatakan layak sebagai desa wisata
dengan pengembangan atraksi wisata alamnya. Metode penelitian bersifat kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan. Analisis menggunakan teknik pengharkatan (scoring),
setelah itu dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui potensi optimal. Pemilihan metode ini dirasa paling efektif dalam menganalisis hasil temuan dari indikator yang diteliti. Hasil penelitian menunjukan, bahwa Desa Cupunagara secara potensi dikatakan layak sebagai pengembangan desa wisata, khususnya wisata alam. Hal ini terbukti dengan hasil analisis data baik dari kelayakan aspek fisik, aksesibilitas, sarana prasarana, serta kondisi sosial ekonomi dan budaya. Penulis
merekomendasikan agar potensi yang melimpah tersebut dapat dikelola bersama oleh stakeholders terkait, agar Desa Cupunagara menjadi desa yang berkembang baik dari aspek wisata maupun
kesejahteraan masyarakatnya.
Downloads
References
Adityaji, R. (2018). Formulasi strategi pengembangan destinasi pariwisata dengan menggunakan metode analisis swot: studi kasus kawasan pecinan kapasan surabaya. Jurnal Pariwisata Pesona, 3(1), 19 32.
Aprianto, P., Amelia, V., & Firlianty, F. (2022). Potensi daya tarik obyek
ekowisata kawasan Punggualas di Taman Nasional Sebangau. Journal
of Environment and Management, 3(3), 186-194.
Azahari, A., Isdarmanto, i., Damiasih, D., Lestari, F., Sudiro, S., & Nugroho, D. Y. (2021). Analysis of nature ecotourism attraction of Kedung Pedut River flow as a special interest leading in
Yogyakarta. Journal of Environmental Management and
Tourism, 12(5), 1386-1395.
Fahrian, H. H., Putro, S. P., & Muhammad, F. (2015). Ecotourism potential of mangrove area at Mororejo village, Kendal regency. Biosaintifika Journal of Biology & Biology
Education, 7(2), 106-111. Fennell, D. A. (2015). The status of animal
ethics research in tourism: A review of theory. Animals and tourism:
Understanding diverse relationships, 27-43.
Hermawan, H. (2017). Pengembangandestinasi wisata pada tingkat tapak lahan dengan pendekatan analisis SWOT. Jurnal pariwisata, 4(2), 64-74.
Honey, M. (2008). Setting standards: certification programmes for
ecotourism and sustainable tourism. In Ecotourism and Conservation in
the Americas (pp. 234-261). Wallingford UK: CABI.
Kiper, T. (2013). Role of ecotourism in sustainable development. InTech.
Mili, N. (2012). Rural tourism development: An overview of tourism in the Tipam Phakey village of Naharkatia in Dibrugarh District,
Assam (India). International Journal of Scientific and Research
Publications, 2(12), 1-3.
Müller, F. G. (2000). Ecotourism: an economic concept for ecological
sustainable tourism. The International Journal of
Environmental Studies, 57(3), 241- 251.
Muttaqin, T., Purwanto, R. H., & Rufiqo, S. N. (2011). Kajian potensi dan
strategi pengembangan ekowisata di cagar alam Pulau Sempu Kabupaten Malang provinsi Jawa timur. Jurnal Gamma, 6(2).
Purwantoa, S., Syaufinab, L., & Gunawanc, A. (2014). kajian potensi dan daya dukung taman wisata alam bukit kelam untuk strategic pengembangan ekowisata. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol, 4(2), 119-125.
Putri, H. P. J., & Manaf, A. (2013). Faktor–faktor keberhasilan pengembangan desa wisata di Dataran Tinggi Dieng. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 2(3), 559-568.
Rorah, D. N. P. (2012). Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat
(Community Based Tourism) Di Desa Wisata Kebonagung
Kecamatan Imogiri(Doctoral dissertation, Fakultas Ilmu Sosial)
Salman, A., Jaafar, M., & Mohamad, D. (2020). A comprehensive review of the role of Ecotourism in sustainable tourism
Potensi yang Melimpah Layakkah Desa Cupunagara… Abuzar Al-ghaniy, et al.e-ISSN: 2655-965X, p-ISSN: 2723-3065 249 development. E-Review of Tourism Research, 18(2), 215-233.
Saparita, R., Soesanto, Q. M. B., Apriliyadi, E. K., Wijayanti, F.,
Margono, T., & WIKR, S. D. (2021). Geliat Desa Membangun
Inovasi Kopi Subang: Status Quo.
Selkani, I. (2018). Ecotourism… A New Way to Travel. Journal of Tourism
& Hospitalit.
Tika, M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Weaver, D. B. (2001). Ecotourism as mass tourism: Contradiction or reality?. Cornell hotel and restaurant administration quarterly, 42(2), 104-112.
Zakir, I., Bakari, Y., Rauf, A., & Hippy, M. Z. (2023). Prioritas Persepsi
Permodalan dan Strategi Prioritas Sumber Modal Usahatani Padi
Sawah: Analisis AHP dan SWOT. JSEP (Journal of Social
and Agricultural Economics), 16(1), 13-24
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
The article publication is wholly owned by the Indonesian Tourism Journal (ALTASIA).