Transformasi Sentra Batik Laweyan Menjadi Kampung Wisata Edukasi

Authors

  • Nabila Fathiyannisa Nisrina Universitas Sebelas Maret
  • Yogi Pratama Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.37253/altasia.v6i1.8980

Keywords:

Transformasi, Laweyan, Batik, Wisata Edukasi

Abstract

Sentra batik Laweyan di Surakarta semakin menghadapi kesulitan dalam melestarikan tradisi batik sebagai warisan budaya. Keberadaan sentra batik ini terancam oleh urbanisasi dan modernitas, sehingga diperlukan suatu perubahan yang bertujuan untuk melestarikan seni batik sekaligus meningkatkan nilai edukasinya dengan memasukkan gagasan kampung wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses perubahan sentra batik Laweyan dari pusat produksi batik tradisional menjadi pusat pembelajaran dan pengalaman wisata bagi pengunjung. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif yang melibatkan observasi, wawancara dengan pengrajin batik, kelompok sadar wisata, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi ini mempengaruhi berbagai aspek, termasuk perubahan struktur masyarakat, promosi pariwisata, dan pengembangan program edukatif. Penelitian ini memberikan wawasan tentang potensi dan tantangan dalam mengubah sentra industri tradisional menjadi destinasi wisata edukasi. Hasilnya dapat menjadi referensi bagi pengembang destinasi wisata dan pemerintah daerah dalam merancang strategi untuk memanfaatkan warisan budaya lokal sebagai sumber daya untuk pembangunan berkelanjutan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta.

Asnawi, A., Octrina, F., & Asri, J. D. (2020). Penguatan Citra Destinasi Melalui Pemasaran Kota, Event Wisata dan Pemasaran Media Sosial. Jurnal Altasia, 2(1). https://doi.org/10.37253/altasia.v2i1.541

Hardati. (2011). Transformasi Wilayah Peri Urban, Kasus di Kabupaten Semarang. Jurnal Geografi, 8(2), 108–117. https://doi.org/10.15294/jg.v8i2.1661

Hariyanto, O. I. B., & Sihombing, D. A. (2019). Tradisi Ritual Masyarakat Desa Rawabogo Ciwidey Sebagai Daya Tarik Desa Wisata. Jurnal Altasia, 1(1). https://doi.org/10.37253/altasia.v1i1.338

Hastuti, D. L., & Indarto. (2015). Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula: Kesesuaian Antara Desain Interior Toko Dengan Rumah Pusaka Saudagar Batik Terhadap Karakter Kampung Batik Laweyan. Institut Seni Surakarta.

Kusumawardani, F. (2001). Sejarah Perkembangan Industri Batik Tradisional di Laweyan Surakarta. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Majah, I. (2015). Laweyan dalam Periode Krisis Ekonomi hingga menjadi Kawasan Wisata Sentra Industri Batik Tahun 1998-2004. Journal of Indonesian History, 3(2), 29–36.

Mulyanti, D., Widjaja, Y. restiani, & Rohaeni, H. (2020). Keterkaitan Budaya dan Strategi Pemasaran Pada UMKM. Jurnal Altasia, 2(2). https://doi.org/10.37253/altasia.v2i2.550

Musman, A., & Arini, A. B. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Andi Offset.

Noor, A., Suryana, M., & Amalia, S. (2019). Perilaku Mahasiswa Pariwisata Menggunakan Media Sosial Untuk Mempromosikan Destinasi Wisata. Jurnal Altasia, 1(2), 61–70. https://doi.org/10.37253/altasia.v1i2.466

Pradipta, M. P. Y. (2018). Pengembangan Wisata Alternatif Sebagai Strategi Dalam Pengembangan Agrowisata di Desa Tretes Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jurnal Pariwisata Indonesia, 14(1), 80–93.

Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saeroji, A. (2022). Strategi Pengembangan Museum Tosan Aji Purworejo Dalam Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(9), 3071–3076. https://doi.org/10.47492/jip.v2i9.1276

Shodiq, HM. F. (2017). Kyai Ageng Henis Dalam Sejarah Industri Batik Laweyan Surakarta. Gema, 30(52).

Sihombing, D. A., & Hariyanto, O. I. B. (2019). Digital Pemasaran Pariwisata dan Pendekatan Soft Skill di Destinasi Wisata. Jurnal Altasia, 1(2), 47–52. https://doi.org/10.37253/altasia.v1i2.464

Soedarmono. (2006). Mbok Mase: Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal Abad 20. Jakarta: Yayasan Warna Warni Indonesia.

Sujanto, M. (2014). A Correlation Between Training, Promotion, Imaging and Public Interest with Increase of Sale in Product of “Batik Tulis” in Laweyan, Surakarta. Sosialitas, 4(1), 2–3.

Suseno, M. (2010). Aktivitas Promosi Kampoeng Wisata Batik Laweyan Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Aktivitas Promosi yang Dilakukan Oleh Forum Pengembangan Kampoeng Wisata Batik Laweyan Tahun 2010. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tania, D. J. (2018). Transformasi Kampung Turis Menjadi Kampung Wisata Studi Kasus: Prawirotaman Yogyakarta. Prosiding Seminar Kota Layak Huni/Livable Space. https://doi.org/10.25105/islivas.v0i0.2761

Wahyono, T., Suwarno, Nurwanti, Y. H., & Taryati. (2014). Perempuan Laweyan dalam Industri Batik di Surakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).

Wawancara dengan Mas Darmawan tanggal 13 November 2023 sebagai pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.

Wawancara dengan Bapak Tom Festarandi tanggal 1 Desember 2023 sebagai ketua Kelompok Sadar Wisata Laweyan.

Wawancara dengan Bapak Alpha Fabela Priyatmono tanggal 8 Desember 2023 sebagai pencetus dari Kampung Batik Laweyan dan pengusaha batik di Laweyan.

Wawancara dengan Bapak Pandono tanggal 9 Desember 2023 sebagai pengusaha batik tulis abstrak Pandono di Laweyan.

Zaeny, A. (2005). Transformasi Sosial dan Gerakan Islam di Indonesia. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2(1), 153–157.

Downloads

Published

2024-03-14