Implementasi Blue Economy pada Sektor Pariwisata Pesisir atau Bahari di Pantai Dalegan - Gresik
DOI:
https://doi.org/10.37253/altasia.v7i2.10300Keywords:
blue economy, something to do, something to see, something to buyAbstract
Perkembangan sistem perekonomian yang berkelanjutan sangat pesat, mulai dari ekonomi hijau/green economy, ekonomi biru/blue economy, serta ekonomi sirkular. Implementasi pada konsep blue economy belum diidentifikasi secara rinci sehingga dibutuhkan analisa mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sektor utama blue economy, maka penelitian ini akan terfokus pada point kelima yaitu pariwisata pesisir. Tujuan dari fokus penelitian point kelima tersebut untuk mengembangkan model pariwisata berkelanjutan yang berbasis pada pemanfaatan ekosistem laut dan pesisir secara optimal, melalui pelestarian warisan alam bahari serta kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Tujuan tersebut sebagai dasar untuk analisis pariwisata pesisir atau bahari di Pantai Delegan dengan menggunakan indikator dari kriteria daya tarik wisata berdasarkan aktivitas wisatawan yang diklasifikasikan sesuai dengan zona kawasan ekowisata bahari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan bantuan observasi, wawancara, dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kriteria daya tarik wisata berdasarkan aktivitas wisatawan belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga implementasi ekonomi biru pada sektor pariwisata pesisir belum maksimal. Karena hal tersebut, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait dengan pemanfaatan area pantai dan bahari. Beberapa saran rekomendasi untuk pengembangan Pantai Dalegan yaitu Pada sisi pengelola, disarankan untuk mengembangkan dan menginovasikan atraksi dan aktivitas wisata hingga zona bawah laut jika secara kelayakan dapat dilaksanakan. Sedangkan untuk para peneliti berikutnya, disarankan untuk melakukan reset lebih dalam terkait dengan pemanfaatan potensi wisata bahari di Pantai Dalegan sesuai dengan zona kawasan ekowisata bahari. Kegiatan penelitian tersebut untuk menilai kelayakan dan keunikan bentang laut sebagai aktivitas yang dapat dilakukan sesuai dengan parameter setiap aktivitasnya.
Downloads
References
Aditya, K. (2022). Daya Tarik WIsata. i Pengantar Ilmu Pariwisata. Riau: DOTPLUS Publisher.
Alifa, N. N., & Zahid, M. S. (2024). Pengembangan ekonomi biru sebagai strategi Indonesia menuju ekonomi maju. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 48-65.
Alqattan, M. E. (2024). The Kuwaiti Blue Economy and Its Potential Obstacles. Heliyon, https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e30975. Hämtat från https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e30975.
Anandhyta, A., & Kinseng, R. (Jurnal Nasional Pariwisata). Hubungan tingkat partisipasi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam pengembangan Wisata Pesisir. 2020, 12(2), 68-81.
Andrea, G. A., Yanuar, M., & Nuryananda, P. (2023). Coconut Shell Turtle Crafting Souvenir Training for Pokmaswas Women in Masaran Village, Trenggalek. Nusantara Science and Technology Proceedings, 525-530.
Ardiwidjaja, R., & Antariksa, B. (2022). Pengelolaan Tinggalan Arkeologi: Kegiatan Pelestarian Sebagai Daya Tarik Wisata. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 11(2), 153-164.
Banu, N. M. (2020). Konsep Blue Economy Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Indonesia. . Ekonis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 22(1).
Croft, F., & Et Al. (2024). Rethinking blue economy governance – A blue economy equity model as an approach to operationalise equity. Environmental Science and Policy. 155, 1-11.
Donesia, E., Widodo, P., Saragih, H., & Suwarno. (2023). Konsep Blue Economy Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir dan Wisata Bahari di Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 7(2), 1950-1959.
Ernawati, E. (2015). Implementasi Deklarasi Djuanda dalam Perbatasan Perairan Lautan Indonesia. In Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Unisbank 2015. Stikubank University.
Hampton, M., & Jeyacheya, J. (2015). Power, ownership, and tourism in small islands: evidence from Indonesia. World Dev, 481-495.
Huang, E. (2022). Dampak Covid-19 Terhadap Perkembangan WIsata Bahari Indonesia di Pantai Kuta Bali. Altasia - Jurnal Pariwisata Indonesia, 28-33.
Indonesia. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Indonesia. (2011). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Jakarta.
Isnaeni, A. N. (2020). Nilai-nilai dan makna simbolik tradisi sedekah laut di desa tratebang kecamatan wonokerto kabupaten pekalongan. Doctoral dissertation, Fakultas Ilmu Budaya.
Janah, R., Athariq, S., Wahdini, S., & Fasya, Y. (2024). Akulturasi tradisi sedekah laut di Kabupaten Cilacap dengan hukum Islam. Jurnal Budi Pekerti Agama Islam, 2(4), 70-78.
Joint Research Center. (2020). Blue Economy Indicators. Diakses dari Blue Economy Indicators - European Commission (europa.eu).
Juliana, I., Safitri, N., & Fadillah, W. (2023). Pemaknaan Tradisi Petik Laut Bagi Masyarkat Pesisir. TUTURAN: Jurnal Ilmu Komunikasi, Sosial dan Humaniora, 1(2), 218-232.
Kabupaten Gresik. (2024). Lokasi. Hämtat från https://www.gresikkab.go.id/info/geografi pada Juli 2024
Kardini, N. L., & Sudiartini, N. (2020). Faktor yang mempengaruhi daya tarik wisatawan dalam pengembangan pariwisata bahari di pantai Tanjung Benoa. Jurnal Ilmiah Satyagraha, 106-125.
Lee, K.-h., & et.al. (2021). Blue economy and the total environment: Mapping the interface. Environment International 157. Hämtat från https://doi.org/10.1016/j.envint.2021.106796
Levyda, L., Giyatmi, G., & Ratnasari, K. (2020). Identifikasi Wisata Kuliner di Pulau Bangka. Journal of Tourism Destination and Attraction, 8(1), 71-80.
Martayadi, U., Suteja, I. W., Bhakti, W. A., & Dewi, B. F. (2025). Pegelolaan Ekowisata Berbasis Ketahaman Ekologi dan Sosial untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan di Gili Trawang, Lombok Utara. ALTASIA, 134-147.
Masjhoer, J. M. (2019). Pengantar Wisata Bahari. Yogyakarta: Khitah Publishing.
Masjhoer, J. M. (2019). Pengantar Wisata Bahari. . Jussac M Masjhoer.
Mulyadi, Y., & Liauw, F. (2020). Wadah interaksi sosial. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)., 2(1), 37-44.
Nurdin, I., & Hartati, S. (2019). Metodologi penelitian sosial. Media Sahabat Cendekia.
Pace, L., Saritas, O., & Deidun, A. (2023). Exploring future research and innovation directions for a sustainable blue economy. Marine Policy, 148, 1-10.
Priyanto, S. d. ( 2022). Pengantar Ilmu Pariwisata. . Riau: DOTPLUS Publisher.
Purwaka, T. H. (2015). Tinjauan Hukum Laut Terhadap Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 26(3), 355-365.
Putri, A. (2023). Setelah Green Economy Muncul Pula Blue Economy, Apa Itu ?. CNBC Indonesia. Hämtat från https://www.cnbcindonesia.com/research/20230119052306-128 406619/setelah-green-economy-muncul-pula-blue-economy-apa-itu
Rasyid, F. (2015). Metodologi penelitian sosial teori dan praktik. Kediri: STAIN Kediri Press.
Rif'an, A. A. (2018). Daya tarik wisata pantai wediombo sebagai alternatif wisata bahari di daerah istimewa yogyakarta. Jurnal Geografi, Vol, 10(1), 63-73.
Saksono, H. (2013). Ekonomi biru: Solusi pembangunan daerah berciri kepulauan studi kasus Kabupaten Kepulauan Anambas. Jurnal Bina Praja, 1-12.
Susetyorini, P. (2019). Kebijakan kelautan Indonesia dalam persprktif UNCLOS 1982. . Masalah-Masalah Hukum, 164-177.
Utari, D. R. (2017). Pengembangan atraksi wisata berdasarkan penilaian dan preferensi wisatawan di kawasan mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 14(2), 83-99.
Wibowo, M. S., Yusuf, F., & Heptanti, U. (2024). Analisis potensi glamorous camping kema Merbabu sebagai obyek daya tarik wisata. ALTASIA, 43-53.
Widari, D. A. (2022). Widari, D. A. D. S. Interaksi dan Dampak Sosial Budaya dalam Pengembangan Pariwisata. Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 16(1), 42-55.
World Bank, & United Nations Department of Economic and Social Affairs. (2017). The potential of the blue economy: increasing long-term benefits of the sustainable use of marine resources for small island developing states and coastal least developed countries.
Yulius, Rahmania, R., Ramdhan, M., Khairunnisa, T., Saepuloh, D., Subandriyo, J., & Tussadiah, A. (2018). Buku Panduan Kriteria Penetapan Zona Ekowisata Bahari (Marine Ecotourism Guidebook). Bogor: IPB Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
The article publication is wholly owned by the Indonesian Tourism Journal (ALTASIA).