Partisipasi Mahasiswa Universitas Internasional Batam terhadap Kegiatan Coklit Pemilu dalam Rangka Membangun Negara Demokrasi Sehat
DOI:
https://doi.org/10.37253/nacospro.v5i1.8239Keywords:
General Election (Pemilu), Coklit, Voting RightsAbstract
Indonesia sebagai negara yang menganut sistem presidensial, pemimpin negara, yakni Presiden, dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) setiap lima tahun sekali. Untuk memastikan bahwa pemilu berlangsung secara demokratis dan adil, maka diperlukan pendataan pemilih (coklit) yang akurat. Dalam proses keberlangsungan pemilu, Indonesia sebagai negara kepulauan yang demokrasi bisa saja menghadapi berbagai permasalahan, salah satunya tidak lain berupa pendataan yang tidak terdaftar dan merata. Hal ini tentu berpotensi menyebabkan warga yang memiliki hak pilih kehilangan haknya karena tidak terdaftar dengan benar, ataupun banyaknya masyarakat yang diketahui telah terdaftar namun sebaliknya tidak menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar. Oleh karena itu, Pemantau pemilu memainkan peran yang sangat penting dalam pengawasan kegiatan pemilu mendatang. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan setiap warga yang mempunyai hak memilih dalam pemilu mendapatkan haknya, serta memastikan warga yang tidak mempunyai hak pilih tidak masuk dalam daftar pemilih.
Metode yang digunakan dalam kegitan ini adalah metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, kemudian hasil wawancara akan disampaikan kepada Bawaslu melalui Google Form. Wawancara ini dilakukan kepada warga yang tinggal di daerah Bengkong Sadai, lebih tepatnya dari TPS 56 hingga TPS 90. Kegiatan ini memberikan manfaat baik bagi petugas Bawaslu maupun mahasiswa sendiri. Di mana kegiatan ini selain meringankan pekerjaan petugas Bawaslu, namun adanya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini, juga telah memberikan pengalaman baru sebagai salah satu bentuk kontribusi dalam menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia tahun 2024.