REVITALISASI KAWASAN BERSEJARAH KANTOR POS LAMA PONTIANAK SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KOTA: KAJIAN PERSEPSI, POTENSI DAN STRATEGI PENGELOLAAN
DOI:
https://doi.org/10.37253/jad.v6i1.10583Keywords:
wisata sejarah, kawasan bersejarah, revitalisasi, kantor pos lama Pontianak, arsitektur kolonialAbstract
Kawasan Kantor Pos Lama Pontianak merupakan salah satu warisan arsitektur kolonial yang memiliki nilai sejarah dan spasial penting dalam pembentukan identitas kota. Terletak di wilayah bersejarah “Tanah Seribu” (Duizend Vierkanten Paal), kawasan ini mencerminkan jejak perkembangan awal kota Pontianak. Meskipun demikian, potensinya sebagai destinasi wisata sejarah belum dimanfaatkan secara optimal. Studi ini mengkaji potensi pengembangan kawasan sebagai objek wisata sejarah melalui analisis aspek historis, arsitektural, aktivitas sosial dan keterhubungan spasial. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui teknik observasi lapangan, wawancara, pemetaan spasial, dan studi literatur. Temuan menunjukkan bahwa kawasan memiliki karakteristik kuat untuk mendukung pengembangan wisata sejarah berbasis pelestarian. Masyarakat menunjukkan persepsi positif terhadap pentingnya pelestarian, namun belum diimbangi dengan sistem pengelolaan yang terintegrasi. Studi ini merekomendasikan pembentukan tim pengelola lintas sektor dan pengembangan kawasan sebagai koridor wisata sejarah kota Pontianak yang berbasis komunitas dan interpretasi sejarah
References
Andini, L. M., & Wardani, R. (2022). Revitalisasi kawasan kota lama sebagai upaya pelestarian bangunan cagar budaya di Kota Salatiga. Jurnal Arsitektur Lansekap, 8(2), 85–94.
Aziz, M. T. (2020). Interpretasi warisan budaya dalam pengembangan wisata sejarah. Jurnal Pariwisata Pesona, 5(1), 47–55.
Damayanti, R. (2021). Model pelestarian kawasan bersejarah berbasis komunitas di Kota Lama Semarang. Jurnal Arsitektur Komposisi, 15(1), 13–22.
Dewi, P. R. (2023). Strategi pengelolaan kawasan pusaka perkotaan di Indonesia. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 15(3), 210–222.
Ginting, R. P., & Sari, A. N. (2021). Analisis SWOT dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya lokal. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 10(2), 98–107.
Gumanti, A., & Purwantiasning, A. (2022). Prinsip Adaptive Reuse pada Museum Bahari Jakarta sebagai Strategi Pelestarian Bangunan Cagar Budaya. Journal of Architectural Design and Development (JAD), 7(2), 65-74.
Handinoto. (1996). Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: ANDI.
Hasibuan, F.Z., & Suhendra, A. (2023). Penguatan Partisipasi Komunitas dalam Pelestarian Kawasan Heritage Berbasis CBT. Journal of Architectural Design and Development (JAD), 8(1), 22-33.
Hidayat, S. (2022). Kajian revitalisasi kawasan heritage sebagai objek wisata sejarah di Kota Palembang. Jurnal Arsitektur Arsir, 10(1), 32–41.
Kuwas Pontianak. (2023, Oktober 17). Kuwas ajak masyarakat nostalgia masa lampau dalam kegiatan heritage walk. RRI. https://rri.co.id/pontianak/pariwisata/329190/kuwas-ajak-masyarakat-nostalgia-masa-lampau-dalam-kegiatan-heritage-walk
Lubis, F. (2020). Peran komunitas dalam pelestarian kawasan sejarah: Studi kasus Kota Tua Jakarta. Jurnal Urbanisme, 4(2), 59–68.
Mariana, D., & Putri, R. N. (2020). Pengembangan kawasan heritage sebagai destinasi wisata budaya di Kota Bandung. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan, 17(1), 1–10.
Munandar, A. A. (2011). Warisan budaya Indonesia: Pendekatan arkeologi dan sejarah. Wedatama Widya Sastra.
Orbaşlı, A. (2000). Tourists in Historic Towns: Urban Conservation and Heritage Management. Taylor & Francis.
Rapoport, A. (1990). History and precedent in environmental design. Springer-Verlag.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Alfabeta.
Yunus, H. (2022). Revitalisasi kawasan heritage: Perspektif desain kawasan berkelanjutan. Journal of Architectural Design and Development (JAD), 4(1), 45–55.