APLIKASI STRUKTUR PONTON MODULAR BERBASIS DRUM PLASTIK UNTUK TAMBAK APUNG DI PONTIANAK

Authors

DOI:

https://doi.org/10.37253/jad.v6i1.10487

Keywords:

rumah lanting, struktur apung, drum plastik, teknologi tepat guna, Sungai Kapuas

Abstract

Rumah apung merupakan bentuk adaptasi masyarakat tepian Sungai Kapuas terhadap kondisi geografis dan keterbatasan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teknologi struktur apung berbasis drum plastik yang digunakan dalam sistem rumah lanting di Pontianak. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara semi-terstruktur dengan pemilik rumah lanting tambak nila, serta analisis tipologi dan teknis struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ponton modular menggunakan drum plastik baru yang dipasang sejajar arus sungai dan diikat pada rangka kayu lokal, membentuk struktur apung yang stabil dan efisien. Sistem tambatan sederhana dan pengaku diagonal pada rangka memperkuat ketahanan terhadap gaya arus. Penggunaan material lokal seperti kayu ulin serta modularitas struktur mendukung kemudahan perawatan dan kesesuaian dengan kemampuan teknis masyarakat. Penelitian ini menegaskan bahwa sistem struktur apung berbasis drum merupakan teknologi tepat guna yang adaptif dan berkelanjutan dalam konteks perairan urban Pontianak

References

Adi, H. P. (2020). Stabilitas Struktur Dan Sistem Sambungan Pada Platform Rumah Apung Dengan Bahan Expanded Polystyrene / Styrofoam. Jurnal Planologi, 17(2), 249. https://doi.org/10.30659/jpsa.v17i2.10930

Afdholy, A. R. (2017). “Rumah Lanting” Arsitektur Vernakular Suku Banjar yang Mulai Punah. Local Wisdom, 9(1).

Afdholy, A. R., Annisa Yuniar, Hadi Surya Wibawanto Sunarwadi, & Deddy Rudhistiar. (2025). TIPOLOGI PONDASI TERAPUNG PADA RUMAH LANTING DI KOTA BANJARMASIN. Pawon: Jurnal Arsitektur, 9(01), 165–180. https://doi.org/10.36040/pawon.v9i01.12937

Baroya, U. B. A., Mahdie, M. F., & Thamrin, G. A. R. (2023). Uji Ketahanan Kayu Ulin (Eusideroxylon Zwageri), Bengkirai (Shorea Laevifoia Endert), Dan Meranti Merah (Shorea Leprosula Miq) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Perahu Terhadap Organisme Perusak Kayu. Jurnal Sylva Scienteae, 6(1), 170. https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8210

Daryanto, B. (2004). Rumah Lanting : Rumah Terapung Diatas Air Tinjauan Aspek Tipologi Bangunan. Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik, 5(2).

Diyanti, G. P., Eni, S. P., Wijaya, E. S., & Jura, C. A. B. (2023). KONSERVASI DAN REVITALISASI KAWASAN BANTARAN SUNGAI CILIWUNG DI KELURAHAN MANGGARAI, KECAMATAN TEBET, JAKARTA SELATAN. Journal of Architectural Design and Development, 4(2), 186–201. https://doi.org/10.37253/jad.v4i2.8602

Hasanuddin. (2014). Pontianak Masa Kolonial. Pontianak: Ombak.

Lestari, Zain, Z., Rudiyono, & Irwinsyah. (2016). MENGENAL ARSITEKTUR LOKAL: KONSTRUKSI RUMAH KAYU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS, PONTIANAK. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 3(2). https://doi.org/10.26418/lantang.v3i2.18321

Mahardika, D. C., & Triwilaswandio, W. (2017). Analisis Teknis dan Ekonomis Pengembangan Industri Rumah Apung Sebagai Pendukung Wisata Bahari Indonesia. Jurnal Teknik ITS, 6(2).

Mardhika, N., Rangkuty, G. I. U., & Agupriyanti, C. D. (2025). Embracing Floating Architecture and Green Infrastructure: Coastal Innovation for Resilient Waterfront Communities in Batam City. Journal of Architectural Design and Development, 6(1), 13–27. https://doi.org/10.37253/jad.v6i1.9597

Mindasari, R. A. U., & Sarwadi, A. (2022). IDENTIFIKASI SIGNIFIKANSI BUDAYA (CULTURAL SIGNIFICANCE) PADA PERMUKIMAN TEPIAN SUNGAI MUSI DI KOTA PALEMBANG BERDASARKAN ELEMEN EKISTIK. Journal of Architectural Design and Development, 3(2), 79–104. https://doi.org/10.37253/jad.v3i2.7297

Muntasyir, R. (2016). Kearifan lokal Masyarakat Melayu Sambas dalam tinjauan filosofis legenda rakyat,

filosofi air, dan tradisi. Yogyakarta: Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM).

Nugroho, J. A., & Ariaji, P. E. (2023). KAJIAN KRITERIA DESAIN RUANG BELAJAR ANAK AUTISTIK INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU DALAM PENERAPAN PERANCANGAN FASILITAS EDUKASI. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 5(2), 1095–1106. https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24258

Prihatmaji, Y. P., & Nugraha, D. H. (2019). Keeping the Floating House Afloat in Banjarmasin: Implementation Potential of EPS Floating Technology for Foundation Engineering. MATEC Web of Conferences, 280, 02001. https://doi.org/10.1051/matecconf/201928002001

Putro, J., & Zain, Z. (2022). The process of adaptability and flexibility of floating house (Rumah Lanting) in West Kalimantan, Indonesia. Applied Engineering and Technology, 1(1), 24–32. https://doi.org/10.31763/aet.v1i1.667

Rahman, M. A. U. (2014). Pelestarian Rumah Lanting Berlandaskan Budaya Sungai Masyarakat Kota Banjarmasin. E-Journal Graduate Unpar, 1(2).

Ramadhani, R., Lestari, A. D., & Danial, M. M. (2023). Desain Pembuatan Keramba Jaring Apung Menggunakan Bahan Dasar PVC. Jurnal Teknik Kelautan, PWK, Sipil, dan Tambang, 10(3). Diambil dari https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/68053

Trang, N. T. T. (2016). Architectural Approaches to a Sustainable Community with Floating Housing Units Adapting to Climate Change and Sea level Rise in Vietnam. International Journal of Civil, Environmental, Structural, Construction, and Architectural Engineering , 10(2).

Watanabe, E., Utsunomiya, T., & Wang, C. M. (2004). Hydroelastic analysis of pontoon-type VLFS: a literature survey. Engineering Structures, 26(2), 245–256. https://doi.org/10.1016/j.engstruct.2003.10.001

Downloads

Published

2025-06-30

Issue

Section

Articles